Software Development Life Cycle, Bagaimana Cara Menggunakannya dan Apa Keuntunganya

Jika Anda ingin terjun ke dunia pemrograman, Software Development Life Cycle
SDLC atau pemrograman, ini adalah sesuatu yang perlu Anda ketahui.

Saat ini, inisiatif ini adalah salah satu cara terbaik untuk terus memiliki dan mengelola kualitas program.

Tidak hanya itu, juga diprediksi sebagai best practice untuk pengembangan perangkat lunak yang fitur-fiturnya akan terus berkembang di masa mendatang.

Jadi apa sebenarnya SDLC itu? Seberapa penting untuk kelangsungan hidup perangkat lunak?

Jangan khawatir, Glints telah membantu Anda. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Software Development Life Cycle
Apa itu Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak Software Development Life Cycle?

Sebelum menjelaskan langkah-langkah implementasi dan cara kerjanya, terlebih dahulu kita harus membahas definisi SDLC.

SDLC adalah proses memodifikasi dan mengembangkan metode, alat, dan proses yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak.

Singkatnya, dalam dunia rekayasa perangkat lunak, ini adalah standar yang dapat digunakan oleh para insinyur dan pengembang untuk merancang dan menjalankan perangkat lunak.

Apa yang dilakukan Software Development Life Cycle ini? Tentu saja, menghasilkan hasil proses yang berkualitas tinggi seperti yang diharapkan oleh pengguna dan pemangku kepentingan.

Menurut Stackify, siklus hidup pengembangan perangkat lunak adalah proses yang dapat menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi dengan biaya rendah.

SDLC juga memiliki beberapa tingkat aktivitas, termasuk perencanaan, perancangan, pengujian, pembangunan, dan penerapan.

Jenis umum SDLC termasuk model air terjun, model spiral, dan model tangkas.

Lalu Bagaimana Siklus Pengembangan Perangkat Lunak Software Development Life Cycle bekerja.
Siklus hidup pengembangan perangkat lunak adalah

Memang, Software Development Life Cycle adalah metode yang dapat mengurangi biaya pengembangan perangkat lunak. Sebab, dirancang untuk mengurangi waktu satu kali produksi.

Menurut Phoenixnap, SDLC sendiri sering dikembangkan sesuai dengan pedoman yang dikembangkan oleh pemangku kepentingan atau pelanggan.

Perancangan buku ini dimulai dengan proses evaluasi sistem yang ada untuk efektivitas produk.

Selanjutnya, tim pengembangan akan menentukan persyaratan sistem perangkat lunak baru.

Selanjutnya, program tersebut akan dikembangkan dalam beberapa tahap. mulai dari penemuan, perencanaan, desain, pembuatan produk, pengujian, pemasaran, dan pemeliharaan.

Untuk menghindari overhead, insinyur akan meminta umpan balik dari pengguna akhir pada produk mereka.

Pendekatan Software Development Life Cycle ini dapat menghilangkan tugas tambahan setelah pemeliharaan selesai.

Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak (SDLC) Langkah-langkah Implementasi .
SDLC juga

Seperti yang dijelaskan Glints, Software Development Life Cycle adalah alur kerja yang dapat mengurangi biaya pengembangan perangkat lunak.

Menariknya, sekaligus mengurangi waktu pengembangan, Software Development Life Cycle dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak yang masih perlu dioptimalkan.

Dengan tingkat efisiensi ini, bagaimana siklus hidup pengembangan perangkat lunak bekerja? Berikut adalah pengantarnya.

1. Identifikasi masalahnya

Analisis kebutuhan dan kendala adalah yang paling penting dan juga kebutuhan dasar SDLC.

Pada fase ini, engineer atau teknisi menerima semua input, termasuk dari pelanggan, vendor, pabrik dan juga programmer.

Setelah masuk, insinyur akan mencoba mempelajari kelebihan dan kekurangan sistem. Tujuan utama dari fase ini adalah untuk memperbaiki sistem yang ada.

2. Persiapan

Pada fase ini, tim engineering akan merencanakan berbagai kebutuhan dalam mengembangkan perangkat lunak baru atau perangkat lunak yang sudah ada. Ini juga termasuk komponen biaya dan juga bahan yang dibutuhkan.

Tidak hanya itu, rencana ini juga merinci kemungkinan atau skenario terburuk dari perangkat lunak yang akan menjadi SDLC.

3. Desain

Fase kegiatan selanjutnya yang akan diimplementasikan dalam proses SDLC adalah fase desain.

Tahap kerja Software Development Life Cycle ini dimulai dari transfer spesifikasi perangkat lunak ke spesifikasi desain yang disebut Design Document Specification (DDS).

Semua tim yang terlibat, termasuk klien, akan membantu mengevaluasi desain dan memberikan umpan balik.

Penting untuk mengumpulkan semua informasi yang disediakan dalam artikel ini. Jika ada kegagalan pada tahap ini, biaya akan bertambah dan kedaluwarsa.

Bahkan, bagian terburuknya adalah proyek itu gagal dan runtuh.

4. Konstruksi atau manufaktur

Dalam fase Software Development Life Cycle ini, peran insinyur dan tim adalah membangun produk dari bahasa atau urutan pemrograman.

Jika langkah sebelumnya dilakukan secara menyeluruh, langkah ini sebenarnya mungkin yang paling sulit dan membingungkan.

5. Eksperimen

Pada fase pengujian, pertanyaan seperti “apakah kita menyukai sesuatu?” akan terus berulang.

Selama pengujian, insinyur dan tim harus memastikan bahwa produk tersebut bebas dari cacat dan memenuhi permintaan pelanggan.

6. Menjual barang

Jika pengujian selesai, alur kerja Software Development Life Cycle berikutnya yang dapat segera dirilis adalah penjualan produk

Langkah ini tidak menunjukkan bahwa setiap langkah Software Development Life Cycle telah selesai. Berbagai komentar yang disampaikan pengguna juga harus didengar lagi. Jika perlu, akan ada perubahan tambahan pada produk.

7. Melakukan perawatan (repair) .

Langkah terakhir pekerjaan yang harus dilakukan oleh semua perusahaan dalam proses SDLC adalah maintenance.

Karena kondisi dan kondisi teknologi yang berubah, fase akhir SDLC membutuhkan insinyur dan tim untuk terus mempertahankan produk jadi.

Ini harus dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dan mengurangi kualitas produk.

Siklus Hidup Alat Pengembangan Perangkat Lunak (SDLC).
Siklus hidup pengembangan perangkat lunak adalah

Ada beberapa alat manajemen proses Software Development Life Cycle yang umum digunakan, termasuk:

1. Model lembah

Model Software Development Life Cycle ini adalah salah satu model tertua dan tertipis di jajarannya. Dalam sistem ini, setelah satu langkah selesai, langkah berikutnya harus segera dimulai.

Setiap tahap memiliki sub-rencana dan turun ke tahap berikutnya. Oleh karena itu, langkah ini disebut kaskade karena setiap langkah memiliki beberapa “hasil” lagi.

Tetapi salah satu masalah dengan pendekatan ini adalah jika satu detail kecil diabaikan, itu dapat mempengaruhi keseluruhan rencana dan berakhir dengan kegagalan.

2. Peralatan tugas berat

Model Agile adalah model Software Development Life Cycle yang dapat dengan cepat mengisolasi produk dengan proses dan jadwal eksekusi. Proses ini dianggap sangat efisien untuk menghasilkan produk dengan benar.

Selama proses ini, tim akan menguji setiap produk jadi untuk meminimalkan kesalahan.

Namun, salah satu masalah dengan pendekatan ini adalah dapat memulai proyek ke arah yang salah dan tidak sesuai dengan keinginan dan harapan seseorang.

3. Model berulang

Proses SDLC ini adalah proses yang sangat berulang. Produsen akan menciptakan produk yang cepat dirilis dan tentunya lebih murah.

Setelah itu, mereka akan mencoba produk dan memeriksa kesalahan. Salah satu masalah dengan metode ini adalah dapat menggunakan bahan baku jika ada satu hal yang tersisa untuk ditangani.

4. Bentuk berbentuk V

Model SDLC tipe V merupakan kelanjutan dari model Waterfall. Pendekatan Software Development Life Cycle ini akan mencoba setiap langkah dari proses manufaktur.

5. Operator bigbang

Model siklus hidup pengembangan perangkat lunak ini adalah salah satu yang dikatakan memiliki risiko signifikan ketika dikembangkan.

Mengapa begitu? Pasalnya, dalam proses ini, tim akan memasang semua bahan baku di proyek ini.

Jadi cara ini hanya akan berhasil jika Anda mengerjakan proyek kecil dan seringkali merugikan proyek yang lebih besar.

6. Pola melingkar

Metode ini merupakan metode yang paling fleksibel dan mirip dengan metode iteratif. Pendekatan ini berfokus pada pengulangan dalam proses.

Keuntungan dari SDLC

Setelah membaca definisi dan berbagai langkah perannya, jelas bahwa SDLC adalah kerangka kerja pengembangan dan manajemen perangkat lunak yang kuat.

Dapat mempersingkat durasi proses produksi, mengurangi biaya operasional dan menjaga kualitas produk dalam waktu yang lama.

Nah, selain dari hal-hal ini, kehidupan pengembangan perangkat lunak memiliki beberapa manfaat lain. Berikut adalah definisi yang dikutip dari Exoft.

kontrol manajemen yang efektif atas seluruh proyek
transparansi dan visibilitas pengembangan program dan proses manajemen
pemahaman yang lebih baik tentang persyaratan pengembangan perangkat lunak
demonstrasi produk untuk semua pihak yang terlibat
hasil yang dapat diprediksi dalam hal waktu, biaya dan pendapatan

Ini adalah definisi Glints tentang Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak Software Development Life Cycle yang merupakan dasar untuk pengembangan perangkat lunak.

Pada intinya, Software Development Life Cycle adalah proses memodifikasi dan membuat aplikasi dan sistem untuk pengembangan perangkat lunak.

Pada titik ini, perusahaan biasanya menjadi prioritas. Oleh karena itu, jika Anda ingin terjun ke dunia software development, baca dulu proses ini dengan seksama, OK!

Nah, selain penjelasan di atas, Anda juga bisa mendapatkan informasi serupa lainnya di channel Software Engineering Glints Blog.

Di sana, ada banyak diskusi tentang istilah dan tips pengembangan perangkat lunak lainnya yang telah dikompilasi Glints khusus untuk Anda.

Ini mengasyikkan bukan? Jadi tunggu apa lagi? Yuk, baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!